MENGENAL MUSIK NOISE; SELERA DAN PERKEMBANGANNYA DI KOTA SAMARINDA
Hallo Sahabat Swara. Celoteh kali ini, saya akan sedikit berbagi informasi tentang sebuah jenis musik yang unik dan agak
“beda” nih dari jenis musik pada umumnya. Jenis musik ini dinamakan dengan Musik Noise, musik yang mungkin beberapa dari sahabat swara dapat
menikmatinya atau malah sebaliknya. Nah di kesempatan ini, penulis akan coba
memberikan sedikit informasi tentang musik noise dan fenomena musik noise di
daerah Kota Samarinda.
Di Kota Samarinda sendiri, musik noise beberapa
tahun ini menjadi sebuah bahasan menarik bagi musisi-musisi lokal bahkan
masyarakat umum. Pada kalangan musisi beberapa ada yang menyukainya dan serius untuk
memainkan jenis musik ini, tapi banyak juga musisi lokal yang tidak sepaham,
tidak mengerti, bahkan tidak bisa “menikmati” jenis musik ini. Penulis bahkan
sempat mencoba untuk mendengarkan contoh karya musik noise dari beberapa musisi
noise terkenal di dunia seperti Prurient dan Pharmakon, kepada beberapa musisi
lokal dan dan juga beberapa masyarakat awam. Hasilnya, beberapa dari mereka ada
yang mengatakan musik ini “tidak bisa” dikatakan musik, ada yang bilang “musik
sembarang”, ada yang bilang “keren nih, bebas banget musiknya”, ada juga yang
responnya “kontemporer ya?”, ada yang bahkan baru dengar beberapa bagian dari
musiknya langsung dipause terus dimatiin, berbagai macam respon lah pokonya.
Dari respon mereka, saya menyimpulkan memang pada dasarnya jenis musik ini
masih tidak umum di telinga masyarakat awam bahkan musisi sekalipun, yang ada
di Samarinda. Karena permainannya yang cenderung bebas dan terdengar sedikit
mengganggu telinga. Nah poin menariknya nih, di Samarinda sendiri terdapat
sebuah grup musik noise dengan nama Sarana
yang mengharumkan nama Kota Tepian Samarinda dengan memainkan karya mereka
sampai ke negeri Panser Jerman untuk mewakili Indonesia. Pada tahun 2019
kemarin di Kota Samarinda juga telah diadakan sebuah pertunjukan seni suara
yang bernama Muara Suara[[1]]. Dimana pada event
ini teman-teman pelaksana mengundang beberapa musisi musik noise yang ada di
Indonesia bahkan juga beberapa yang berasal dari luar negeri seperti Jepang dan
Denmark, untuk memainkan karya musik noise mereka di Gedung Rinzani, Taman
Budaya Samarinda.
Dari inforrmasi di atas, saya mencoba untuk
memberikan opini dan juga saran musik baru kepada sahabat Swara sekalian. Untuk
sahabat Swara yang mungkin sudah mulai bosen nih dengerin musik-musik yang
katanya musik “Indie”, musik “Senja”, atau mungkin musik-musik yang berirama
EDM. Untuk sahabat Swara yang mungkin kebetulan juga seorang musisi dan ingin
mengekplorasi jenis-jenis musik lainnya, musik noise mungkin bisa menjadi salah
satu pilihan untuk didengarkan dan juga dimainkan. Akhir-akhir ini di Kota
Samarinda peminat musik noise juga mulai meningkat dengan adanya beberapa mini
pertunjukan musik noise dan komunitas musik noise yang ada di Samarinda.
Jadi? Sahabat swara udah pernah denger karya musik
noise gak nih? Gimana? Keren? Atau mungkin ga paham? Hhehe.. Menurut penulis,
kembali lagi sebenaranya bagus tidaknya sebuah karya seni itu relatif.
Tergantung bagaimana si seniman menghantar imaji penikmat menuju “keindahan”
yang ia ciptakan, serta bagaimana si penikmat dapat menyikapi karya dari
seniman tersebut. Terima Kasih.
[1] nah
sahabat swara, nama event pertunjukan ini emang mirip nih dengan nama komunitas
kami, tapi jangan sampe ketuker ya... Komunitas kami penulisannya pakai “w” Muara Swara Art yang bentuknya
komunitas musik dan ruang kolektif seni, sedangkan temen-teman Muara Suara itu pakai “u” hhehe,
bentuknya juga mereka adalah event pertunjukan tahunan serta platform digital
website yang ngebahas tentang seni suara gitu hhehe. Jangan sampe ketuker yaa
Komentar
Posting Komentar